Pemberitaan tersebut diklarifikasi dan
diluruskan oleh Sekretaris FPI Jawa Timur, Khoiruddin dengan pernyataan
resminya yang disampaikan kepada hidayatullah.com, Senin (21/06/2015), bahwa tidak ada benturan antara FPI Jatim dengan pihak aparat mengenai sweping.
“Kami ini sangat komperatif dengan aparat
bernegara, terutama dengan kepolisian terutama dengan pejabat-pejabat
yang ada di Jawa Timur. Serta kami ini gerakan yang selalu konsultasi
dengan aparat. Dan aparat tahu itu. FPI bahkan semua ormas memiliki KDRT
yang sama mengenai larangan melanggar hukum Allah dan hukum negara,”
kata Khoiruddin.
Khoiruddin menegaskan jika peristiwa yang
terjadi Sabtu malam kemarin, itu sebetulnya FPI Jawa Timur bukan ingin
melakukan sweping melainkan hendak melakukan monitoring dengan aparat.
Tetapi, lanjutnya, diberitakan beberapa media jika FPI melakukan
sweping.
“FPI Jawa Timur itu ingin melakukan
monitoring dengan aparat, bukan sweping. Dan memang terjadi
kesalahpahaman antara kami dengan oknum kepolisian. Itu sebetulnya itu nggak
benar. Ternyata pimpinan FPI Jawa Timur Habib Haidar sudah mendatangi
aparat dan klarifikasi. Selama ini kami itu kerjasama degan polisi
secara baik,” papar Ustadz Khoiruddin.
Selain itu, Khoiruddin menegaskan hingga
pagi ini semua masalah yang terjadi karena kesalahpahaman tersebut sudah
clear atau selesai. Dan tidak ada anggota FPI Jawa Timur yang ditahan.
“Sekali lagi saya tegaskan tidak ada benturan antara kami dengan aparat. Itu terjadi karena kesalahpahaman, karena kami tidak melakukan sweping tetapi monitoring. Dan tidak ada anggota FPI yang ditangkap serta kendaraan yang sempat ditahan saat ini sudah dibebaskan. Bahkan, semua ormas di Jawa Timur juga tidak ada yang melakukan sweping, menghormati kebijakan yang dikeluarkan aparatur negara tetapi dengan catatan tempat maksiat harus ditutup,” pungkas Khoiruddin.
Sumber : hidayatullah.com