"Masih banyak hal lain yang tidak ada manfaatnya dan mengganggu
yang harus ditangani seperti penyebaran suatu paham lewat media yang
dapat mencemarkan akidah atau polusi akidah," ujar Ketua FPI Aceh Tengku
Muslim at Tohari kepada, Rabu (10/6/2015).
Ia berharap Wapres bisa lebih memahami lagi tentang Alquran, karena
semua orang mukmin akan senang mendengarkan Alquran meskipun lewat
kaset.
Tengku tidak menafikkan bahwa Alquran lebih baik jika dibaca
langsung oleh orang yang bacaannya bagus. "Karena itu pemerintah wajib
memprioritaskan pendidikan Islam terutama memperbaiki bacaan alquran dan
buat undang-undang untuk mewajibkan masyarakat agar bisa baca Alquran,"
harapnya.
Sebelumnya JK mengaku merasa terganggu dengan suara pengajian,
muratal dan tarhim dari pengeras suara masjid jelang shalat subuh. Ia
bahkan sampai menegur marbot Masjid Al Markaz di Makassar.
"Subuh jam lima kurang sepuluh menit, jam empat sudah dibangunkan
dengan pengajian, tarhim dan sebagainya dari kaset. Kita terganggu, lalu
siapa yang dapat pahala?. Orang Jepang, Sony yang dapat pahala," ungkap
JK di depan peserta Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia ke-5 di
Pesantren At-Tauhidiyah, Cikura, Tegal, Jateng, Senin (08/6).
JK menyindir, saat pengajian dan muratal itu berkumandang, sang
marbot masjid malah tidur. Sehingga hal itu dinilainya tidak menambah
pahala, malah berdosa karena menggangu orang. "Polusi suara," katanya.
Sumber : Suara Islam Online