Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Habib Novel Bamu'min, menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai orang yang anti-penegakan Syariat Islam, nahi munkar dan jihad.

“SBY lebih cenderung percaya dengan klenik dan kejawennya yang hobinya justru nangkepin kiyai dari sebelum jadi presiden,” kata Habib Novel seperti dikutip okezone, Jumat (26/7/2013).

Ia juga menuturkan, saat menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan pada era pemerintahan Megawati Soekarno Putri, SBY menjadi dalang di balik penangkapan KH. Abu Bakar Ba’asyir.

“SBY lah arsiteknya untuk penangkapan KH Abu Bakar Ba’asyir, Habib Rizieq dan Ustadz Ja’far Umar Talib,” ungkapnya.

Lebih jauh, HabibNovel mengungkapkan SBY kembali menjadi dalang di balik penangkapan Habib Rizieq Syihab untuk kedua kalinya lantaran memelihara Ahmadiyah dan membela liberal yang tunduk pada Amerika, Inggris dan Australia.

“Maka SBY mendapat penghargaan dari kerajaan Inggris dan bilang Amerika negara kedua SBY,” pungkasnya.
 

Sebelumnya diberitakan, Habib Novel membantah adanya kedekatan antara Habib Rizieq dengan SBY seperti yang ditunjukkan dalam foto yang beredar di dunia maya.

“Engga dekat. Hanya sekadar SBY datang sebagai seorang negarawan sowan kepada ulama,” kata Novel.

Ia juga menegaskan, setelah pertemuan pada saat Milad I FPI tersebut, SBY tak pernah lagi sowan kepada FPI lantaran Habib Rizieq Syihab tak menyukai gaya kepemimpinan dari SBY.

“Setelah milad itu tidak pernah bertemu lagi karena Habib Rizieq tidak tertarik dengan gaya kepemimpinan SBY,” pungkasnya.(voa-islam.com)