Kemenangan Ikhwanul Muslimin (IM) yang dipimpin Muhammad Mursi di Mesir setahun lalu dan diakui oleh negara seluruh dunia tiba-tiba dihancur leburkan militer yang didukung oleh Barat. Padahal IM berkuasa melalui suatu proses yang sangat konstitusional. Demikian dikatakan ketua umum Fornt Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Syihab kepada Suara Islam Online. Senin (29/7/2013) Menurutnya kekuasaan Presiden Mursi pasca kudeta oleh pihak militer harus segera dipulihkan.

Kini, perkembangannya Mesir didalam kehancuran yang sangat mengerikan. Dalam beberapa hari ini bentrokan militer dengan massa pendukung Mursi telah menelan korban sebanyak 480 orang tewas, 8.000 orang terluka dan 1.500 orang ditahan oleh pihak Militer. Kepala angkatan bersenjata Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, yang berada di balik kudeta dinilai Habib Rizieq seorang penghianat yang menusuk dari belakang.

"Jenderal al Sisi tidak lebih hanya seorang Brutus yang diangkat oleh Mursi kemudian menusuk dari belakang," ujar Habib Rizieq.

Selain itu ketua umum FPI ini juga mengatakan bahwa negara Saudi dan Qatar telah melakukan kesalahan fatal dengan merestui penguasa yang telah memprakarsai penggulingan (kudeta) terhadap Mursi sebagai presiden yang sah. "Jika Saudi dan Qatar tidak segera insaf atas kesalahannya, maka kelak mereka akan menerima balasannya, karena Allah SWT Maha Adil," tegasnya.

Amerika Serikat (AS) yang menjadi biang keonaran juga tak luput dari kritikan Habib Rizieq. Menurutnya, AS dan sekutunya telah melakukan standar ganda, di satu sisi mengkampanyekan kebebasan atas nama demokrasi dan menyebarluaskan serta memaksa kehidupan demokrasi diseluruh dunia, tapi di sisi lain justru membunuh kebebasan (demokrasi di Mesir) itu sendiri atas nama keamanan.

"IM harus terus berjuang merebut kembali haknya yang dikhianati dan dirampas. Seluruh bangsa Mesir harus sadar akan posisi mereka yang telah dimanfaatkan oleh militer Mesir untuk kepentingannya. Bangsa Mesir dan IM harus bersatu menegakkan konstitusi yang sudah mereka sepakati sejak revolusi," seru Habib Rizieq.

"Kini, seluruh negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI), khususnya Indonesia harus bersikap tegas menolak pemerintahan Inkonstitusional yang berkuasa di Mesir melalui kudeta dan darah rakyatnya sendiri. Apalagi Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan RI," ungkapnya.

Terkait pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui twitternya yang meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa agar terlibat dalam menengahi konflik yang terjadi di Mesir, Habib Rizieq meragukan itu bisa memberikan kontibusi bagi rakyat Mesir.

"Saya ragu SBY mampu memberikan kontribusi dan solusi yang nyata bagi rakyat Mesir, padahal semestinya SBY berperan besar sebagai pemimpin negara muslim tebesar di dunia. Saya ragu karena saya tahu SBY lemah, bahkan sangat lemah, hanya mampu "akting" untuk sekedar pencitraan, tidak lebih!" ujar Habib Rizieq.