Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Front Pembela Islam (FPI) Tasikmalaya mengeluarkan pernyataan sikap tentang isu penangkapan anggota FPI tasik terkait jaringan teroris dan penembakan dua anggota Polisi di Pondok Aren-Banten. Berikut isi dari pernyataan sikap yang dikirimkan oleh Ketua Tanfidz FPI Tasikmalaya Ustadz Acep Sofyan kepada Suara Islam Online, Selasa (20/8/2013).

Setelah melakukan wawancara langsung antara Iwan Priadi dan ketua DPW FPI Tasik disaksikan oleh beberapa anggotanya, maka DPW FPI Tasikmalaya menyimpulkan :

1. Iwan Priadi (anggota BIF Tasikmalaya) tidak terlibat jaringan teroris mana pun dan bukan pelaku penembakan 2 anggota polisi di pondok Aren Banten.

2. Tim gabungan Mabes Polri mendatangi ketua DPW FPI Tasik pada Senin (19/8/2013) pukul 10.00 wib untuk silaturahim dan mengklarifikasi kronologis penjemputan serta menjelaskan kondisi Iwan selama dalam pencarian, bahkan mohon dibantu kembali mencari identitas pemilik terakhir motor tersebut.

3. Iwan Priadi tidak ditangkap oleh Densus 88 tapi dijemput tim gabungan Polda Jabar dan Mabes Polri untuk membantu mencari kendaraan motor Mio tahun 2010 warna merah nomor polisi D 6632 WD yang di duga kuat dipakai oleh pelaku penembakan.

4. DPW FPI Tasik mnghimbau kepada semua pihak untuk membantu mencari pemilik terakhir kendaraan tersebut untuk memudahkan mengungkap kasus penembakan.

5. Kami ucapkan terimakasih kepada tim gabungan Polda Jabar dan Mabes Polri yang telah memposisikan fakta yang sebenarnya dan berani melawan tekanan media kontroversional. Sehingga Iwan Priadi tidak menjadi korban ketidakadilan hukum dan bisa kembali kepada keluarga pada hari Senin (19/9/2013) Pukul 14.00 wib, meskipun saat ini Iwan dan keluarga sudah menjadi korban arogansi Media.

6. DPW FPI Tasik mendukung penuh DPP FPI untuk menggugat media penyebar fitnah.

Demikian Pernyataan Sikap ini dikeluarkan untuk dipahami dan dijadikan ibroh bahwa apapun permasalahan yang disana disebut nama FPI, maka Pasti media ramai-ramai mengangkat meski pada akhirnya media juga yang tenggelam.