Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur menyatakan secara tegas bahwa bentrokan di Lamongan merupakan murni bentrok antara dua perguruan pencak silat yang ada di Lamongan dan bukan bentrok FPI dengan warga. Demikian keterangan sekretaris DPD FPI Jawa Timur Ustadz Khairuddin kepada Suara Islam Online, Senin (12/8/2013).

Ustadz Khairuddin juga menjelaskan bahwa FPI Lamongan sudah tidak ada sejak 2 tahun yang lalu. Artinya insiden yang sedang ramai diberitakan sekarang ini diluar organisasi FPI. "Tidak ada hubungannya dengan FPI," ujar Sekjen FPI KH. Shabri Lubis menambahkan.

"Perlu diketahui bahwa sejak 2 tahun lalu Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) FPI Lamongan sudah dibekukan oleh DPD Jatim di kediaman KH. Umar Ali (Ketua Dewan Syuro DPW Lamongan) karena adanya pelanggaran AD/ART dan tidak sejalan lagi visi misinya," jelas Ustadz Khairuddin.

"Dan kebetulan saya yang membekukan ketika itu," tambahnya.

Ustadz Khairuddin juga memaparkan kronologi yang terjadi sebenarnya, beliau menegaskan bahwa yang terlibat bukan anggota FPI melainkan antara dua perguruan silat di Lamongan.

"Kejadiannya berawal ketika sedang arak-arakan takbiran, ada keributan antara orang yang berseragam hitam pencak silat dari dua perguruan yaitu SHT (Setia Hati Terate) dan SHW (Setia Hati Winongo). Keributan tersebut terus berlanjut hingga esok paginya (pukul 03.00 dini hari), saat itu terjadi pembacokan oleh orang dengan tutup kepala terhadap 3 orang yang sedang bermain PS (Play Station), persoalan tersebut berlanjut dan berkembang. Ini sebenarnya masalah lama perseteruan antara kedua perguruan pencak silat tersebut," papar pengurus FPI Jatim ini.