Siang telah berganti malam. Alunan azan menyeru-nyeru memanggil manusia untuk mendirikan ketaatan kepada-Nya. Ribuan masyarakat Sukorejo berbondong-bondong menuju masjid untuk tenggelam dalam lautan tarawih.
Namun bagi kelompok Ronggolawe, malam adalah waktu mereka untuk beraksi. Pencurian dan transaksi judi togel menjadi dua aktifitas yang meresahkan masyarakat selama ini.

“Transaksi judi togel mereka bisa miliaran,” kata Taufik, warga Sukorejo, kepada Islampos.com.

Hari kedua di Sukorejo, Islampos.com berusaha untuk mencari tahu mengenai kelompok Ronggolawe. Menemui komunitas preman penyerang FPI ini bukanlah perkara mudah. Ronggolawe tidak mengidentifikasi dirinya dengan lambang-lambang tertentu, seperti pita atau tato sekalipun. Komunitas ini murni paguyuban para preman yang disatukan oleh kepentingan-kepentingan dunia.

Niat Islampos.com bertemu Ronggolawe menjadi sebuah petualangan misterius. Mental baja menjadi bekal utama menyambangi kelompok yang melempar batu ke seorang supir mobil FPI hingga menabrak warga.

Malam itu, ba'da tarawih, Islampos.com menyusuri jalan-jalan di daerah Sukorejo dan Patean. Kami ditemani seorang warga yang mengetahui lokasi kelompok mereka. Angin malam seketika melambai-lambai menyapu perjalanan kami dan menambah suasana menjadi mencekam. Seorang warga memberi tahu agar pergerakan Islampos.com jangan sampai diketahui kelompok Ronggolawe.

Sepanjang perjalanan, kami masih terus teringat dengan keganasan anggota Ronggolawe yang menghantam anggota FPI dengan batu. Yazid, anggota FPI, saat itu harus dirawat di RSUD Kendal karena mengalami pendarahan di kepalannya.

“Saat jatuh, kepalanya dipukul berkali-kali dengan batu oleh Ronggolawe,” terang Ismail Fahmi, anggota FPI Kendal.

Kekejaman Ronggolawe tidak hanya berhenti di situ. Saat bentrok, Ismail mengaku banyak melihat anggota Ronggolawe bersenjatakan samurai dan pedang untuk menghabisi FPI. “Kami tidak membawa senjata apa-apa, karena niat kami ingin berbuka puasa bersama, bukan sweeping,” terangnya.

Ingatan akan kejadian berdarah tersebut kian lama memudar. Kami sadar tugas investigasi ini belum selesai. Ketakutan tidak boleh mengelahkan niat kami untuk mencari tahu keberadaan gerakan preman Ronggolawe.

Warga yang mengantar lalu membelokkan perjalanan Islampos.com dengan memasuki sebuah rumah. Tak terasa ternyata kami berhasil menyambagi rumah “orang dalam” Ronggolawe. Sebut saja namanya Indra.

Melihat kedatangan kami, ada keterkejutan menghinggapi Indra. Terlebih saat kami menjelaskan bahwa Islampos.com adalah media Islam yang sedang melakukan reportase invesigasi terkait bentrok di Sukorejo.

“Tapi kami wartawan, bukan FPI,” tegas Islampos.com.

Tadinya Indra enggan untuk diwawancara. Namun setelah kami yakinkan bahwa kedatangan Islampos.com adalah bentuk “hak jawab” kepada Ronggolawe. Perlahan, Indra mulai menyetujuinya. Dengan catatan, Islampos.com tidak boleh memfoto wajah dan hanya boleh memfoto kaos Ronggolawe.

Waktu yang disediakan bagi Islampos.com ternyata tidak banyak. Pasalnya, warga yang mengantar kami diliputi ketakutan karena mencium adanya pergerakan anggota Ronggolawe lainnya.“Mungkin 15 menit saja mas,” katanya.

Indra menegaskan Ronggolawe adalah sindikat preman yang hanya beredar di Kendal, khususnya meliputi kecamatan Patean, Sukorejo, Plantungan, dan Pagaruyung. Ronggolawe bisa dibilang masih relatif muda. Umur paguyuban preman ini baru satu tahun.

“Lantas apa saja aktifitas Ronggolawe selama satu tahun ini?” tanya Islampos.com.

“Tidak ada yang positif,” jawab Indra.

Indra kemudian menjelaskan kegiatan utama Ronggolawe adalah membekingi judi togel. Para anggota terlibat sebagai penjual togel yang beromset miliaran rupiah. Selain itu, anggota Ronggolawe juga bertugas menjadi Debt Collector sebagian pihak. Namun, Indra membantah jika Ronggolawe turut bermain melindungi pelacuran.

“Kita tidak terlibat di Alaska,” akunya.

Terkait bentrokan dengan FPI kemarin, Indra menyebut orang berinisial WP sebagai otak pelaku penyerangan. WP adalah anggota Ronggolawe yang menghujamkan batu berkali-kali ke kepala Yazid.

Bahkan secara jujur, Indra mengakui pelaku penyerangan FPI adalah para preman Ronggolawe, bukan warga. Ronggolawe merasa terusik karena FPI hendak menutup bisnis judi togel di Sukorejo. Padahal judi togel adalah lahan pencarian Ronggolawe selama ini. Maka Ronggolawe melakukan provokasi dengan mengumpulkan massa preman untuk menyerang FPI.

“Mereka semua adalah ronggolawe. Ronggolawe yang menyerang FPI bukan warga,” tegasnya.(suaraislam.com)