Melalui Akun Facebooknya, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi membuat kebijakan yang sangat kontroversial. Dia mewajibkan salam Sunda "sampurasun" kepada para pelajar dan pegawai pemda di Purwakarta. Dia tidak menyinggung sedikitpun mengenai salam islami "Assalamu'alaikum" seolah-olah Assalamu'alaikum tidak lebih penting dari Sampurasun. Ini Berbahaya!

Lihat status bupati tersebut: https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=10155510839195092&id=270018025091

Netizen mengecam kebijakan Bupati Purwakarta ini.

Akun Fitri Legi Astuti berkomentar:
"jangan merubah yg sdh menjadi kebiasaan dr dahulu smp saat ini,yaitu salam assalamu'allaikum wr wb setiap seorang guru memasuki kelas,jgn terlalu berpegang pd budaya yg tdk islami,bnyk budaya yg tdk sesuai dgn ajaran islam yg tdk hrs di ikuti,,"

Selain itu, akun-akun lainnya juga mengecam kebijakan Bupati yang terlalu mengagungkan budaya ini.

Akun Ajie berkomentar:
"innalilahi,,Inilah Yg di maksud pendangkalan Aqidah,ajaran budaya Nenek moyang lbh di utamakan Untk melupakan ajaran islam .

Akun Muchammad Agung MT :
"ASALAMUALAIKUM WR.WB, jangan karena hanya melastarikan budaya tp hukum agama dilupakan, tanpa adanya menyatukan kedua tangan dengan salam juga cukup, kesannya seperti balik jaman dulu kuno, yg notabennya jaman dulu masih adanya jaman penyembahan, "

Akun Fitra Sutrisno Supriatna:
"Bagus pak dedi,, tp alangkah baiknya bagi umat islam d awali salam islami,,hehe"

Upaya pemadaman Syariat Islam oleh bupati Purwakarta bukan hanya kali ini terjadi. Sudah banyak kebijakan dan prilakunya yang menyimpang dari Syariat Islam. Semboyan "Kota Tasbeh" telah hilang di Purwakarta karena karakter islam telah digantikan dengan karakter hindu.

Dedi membawakan spirit mengagungkan budaya untuk memadamkan Syariat Islam di Purwakarta. Sehingga, Islam ditafsirkan semaunya sendiri tanpa mempedulikan dalil dalil syar'i tentang islam yang sesungguhnya.

* Media News FPI *