Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Mudzakarah Ulama - Habaib sudah dua kali menggelar musyawarah di
Jakarta. Para Ulama dan Habaib berharap melalui Mudzakarah ke depan
Jakarta akan dipimpin oleh gubernur muslim yang beriman, bertaqwa dan
berakhlaqul karimah, serta mampu mengantarkan DKI Jakarta menjadi
miniatur Indonesia dalam bentuk negeri yang Baldatun Thoyyibatun wa
Robbun Ghofur (negeri yang adil dan makmur, yang diberkahi serta
diampuni Allah).
MUDZAKARAH PERTAMA
Pada hari Kamis 22
Oktober 2015 telah digelar Mudzakarah Ulama - Habaib I di kediaman
pimpinan Perguruan Islam As-Syafi'iyah, KH. Abdurrasyid Abdullah
Syafi'i.
Hadir dalam Mudzakarah Pertama tersebut KH.
Abdurrasyid Abdullah Syafii selaku Tuan Rumah, lalu Habib Muhammad
Rizieq Syihab (Imam Besar FPI), Habib Zen bin Smith (Ketum Rabithah
Alawiyah), Habib Abdurrahman Al-Habsyi (Ketua Islamic Center Indonesia -
Kwitang), Habib Muhsin bin Zaid Alattas (Imam FPI Jakarta), KH. Maulana
Kamal Yusuf (Mustasyar PBNU), KH. Mahfudz Asirun (Pimpinan Ponpes
Al-Itqon), KH. Syuhada Bahri (Ketum DDII), Syeikh Muhammad Thalib (Amir
MMI), DR. Abdul Khair (Komisi Kumdang MUI), KH. Muhammad Al-Khaththath
(Sekjen FUI), KH. Ja'far Shiddiq, DR. Daud Rasyid, Ust. Abu Jibril, Ust.
Mashadi, Ust. Nazar Haris, dan tokoh lainnya dari berbagai Ormas Islam,
Pesantren dan Majelis Ta'lim.
Mudzakarah Pertama telah
menyepakati untuk mengikhtiarkan satu pasangan calon dari kalangan umat
Islam yang akan maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI
Jakarta pada Pilgub 2017 mendatang.
Mudzakarah juga menyepakati langkah-langkah strategis untuk mewujudkan visi mulia tersebut, antara lain :
1. Merangkul seluruh komponen dan elemen umat Islam, termasuk Masjid, Majelis, Pesantren, Ormas dan Orsospol.
2. Membentuk Posko Rakyat hingga tingkat RT / RW di seluruh wilayah
Jakarta yang terdiri dari 5 Kodya, 1 Kabupaten, 44 Kecamatan, 267
Kelurahan, 2.726 RW dan 30.537 RT
3. Membentuk Majelis Tinggi dan Dewan Pemilih serta Badan Pekerja yang tersistem dan terkoordinir untuk Jakarta Bersyariah.
4. Sosialisasi besar-besaran tentang Wajib Memilih Pemimpin Muslim di seluruh lapisan masyarakat muslim Jakarta melalui Da'wah.
5. Secepatnya menggelar Mudzakarah II dengan melibatkan lebih banyak
Ulama, Habaib, Cendikiawan, Tokoh Masyarakat dan Pengusaha.
MUDZAKARAH KEDUA
Pada hari Kamis 19 November 2015 kembali digelar Mudzakarah Ulama -
Habaib II di Aula di Aula Masjid Raya Al-Ittihaad, Tebet Jakarta
Selatan.
Kali ini selain dihadiri oleh semua tokoh Mudzakarah
Pertama, juga hadir KH.Fakhrurrozi Ishaq (Gubernur Rakyat Jakarta),
HabibUmar Al-Hamid (Wakil Gubernur Rakyat), KH. Munawir Asli (Ketua
Majelis Syura GMJ), KH Kholil Ridhwan (Pembina Pengajian Politik Islam),
KH Zaid Bahmid (Al-Irsyad Al-Islamiyyah), KH Ahmad Sobri Lubis (Ketum
FPI), (KH Misbahul Anam (Majelis Syura DPP FPI), Ust. Alfian Tanjung
(Taruna Muslim), DR. Sayyid Syeichan Shahab (FUHAB), KH. Endang (Forum
Betawi Bersatu), Habib Soleh Al-Habsyi, Habib Ali Idrus Alattas, KH.
Muhammad Thoyyib Izzi, KH Sulaiman Rahimin, KH. Buya Abdul Majid, KH.
Zainuddin, Ust. Farid Uqbah, Ust. Ferry Nur, dan beberapa Tokoh Islam
Wanita, serta Para Pimpinan MUI DKI Jakarta dan wilayah.
Mudzakarah Kedua berhasil menyusun kepengurusan Majelis Tinggi dan Dewan
Pemilih serta Badan Pekerja Jakarta Bersyariah. Dalam Mudzakarah kedua
ini terpilih secara musyawarah mufakat dua orang tokoh DKI Jakarta, Imam
Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab sebagai
Ketua Majelis Tinggi dan KH Mahfudz Asirun sebagai Ketua Dewan Pemilih.
Ada pun Badan Pekerja masih dinakhodai oleh H. Munarman SH dan DR. Abdul
Khoir.
Majelis Tinggi dibentuk dengan berbagai fungsi di
antaranya sebagai pembina spiritual bagi seluruh komponen yang terlibat
dalam agenda pemilihan gubernur Muslim DKI Jakarta. Selain itu juga
menjadi pengarah bagi kepanitiaan, Badan Pekerja, Dewan Pemilih dan Tim
Pemenangan yang terlibat dalam agenda gubernur Muslim untuk DKI. Majelis
Tinggi juga akan turut serta dalam menentukan bakal calon Gubernur
Muslim.
Sedangkan Dewan Pemilih dibentuk dengan fungsi
melakukan proses seleksi teknis mulai administrasi hingga debat terbuka
terhadap bakal calon melalui rangkaian dan tahapan yang profesional.
Dewan Pemilih pula yang akan membuat jadwal dan tahapan proses seleksi
bakal calon Gubernur, menjadi panelis dalam proses wawancara terbuka
dengan peserta konvensi dan menyiapkan musyawarah dengan Majelis Tinggi
untuk menentukan bakal calon pasangan gubernur Muslim.
SUARA TOKOH WANITA ISLAM
Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Forum Silaturahim antar Pengajian
(PP FORSAP), Ustz. Hj. Nurdiati Akma yang ikut hadir dalam Mudzakarah
tersebut mengungkapkan bahwa acara ini bagus sekali dan harus didukung
oleh semua umat Islam.
“Ini saatnya dan momen yang sangat
penting kalau kita tidak mau gigit jari nantinya. Kalau kita ingin
memenangkan gubernur muslim ya harus turun semuanya, kita harus ikut
gerakan para ulama," ujarnya.
Menurutnya, seluruh warga Jakarta
yang merasa dirinya Islam dan komit terhadap agama Islam harus
mendukung Mudzakarah ini, karena cita-citanya adalah menjadikan gubernur
muslim yang terbaik untuk memimpin Jakarta.
"Jadi ini (calon
gubernur dan wakil gubernur, red) bukan yang model-model kaya Ahok, kita
harus tolaklah, karena dia ingin menghancurkan agama kita," tegasnya.
KONVENSI UMAT ISLAM JAKARTA
Mudzakarah Kedua juga sepakat mengikhtiarkan satu pasangan calon
gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta melalui proses "Konvensi Umat
Islam Jakarta." Konvensi ini akan dilakukan untuk menguji kompetensi,
kelayakan dan mengukur popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas
seluruh peserta konvensi.
Mudzakarah akan menampung setiap
pasangan calon gubernur dan wakil gubernur lalu mengikhtiarkan menjadi
satu pasangan terbaik yang akan maju dalam pemilihan. Selanjutnya para
ulama dan umat Islam akan bergerak bersama-sama berjuang untuk
memenangkan pasangan tersebut.
Dalam Konferensi Pers usai
Mudzakarah, Ketua Majelis Tinggi Habib Rizieq Syihab menyatakan di
hadapan para wartawan : "Mudzakarah ini suatu forum para ulama, habaib,
cendekiawan dan tokoh masyarakat untuk mencari solusi soal kepemimpinan
bagi masyarakat Jakarta yang berpenduduk mayoritas muslim, sehingga
diharapkan, Insya Allah, melalui Mudzakarah mampu menyatukan semua
potensi umat agar terwujudnya kepemimpinan Islam di Jakarta."
Selanjutnya, Habib Rizieq mengatakan bahwa dirinya yakin lewat konvensi
ini, akan muncul satu pasangan muslim yang terbaik untuk mewakili
masyarakat dalam mengikuti proses Pilgub Jakarta.
"Kita mesti
yakin walau pun akan ada kemungkinan terburuk, kalau itu terjadi tentu
para ulama akan selalu melakukan musyawarah untuk mencari solusinya,"
jelasnya.
Menurutnya, Mudzakarah ini akan tetap berkelanjutan.
Tidak hanya sebatas pilgub, tetapi ke depannya akan selalu bermusyarawah
dalam merespon setiap perkembangan di tengah umat Islam.
Rencananya, Mudzakarah Ketiga akan digelar pada hari Kamis 10 Desember
2015 dengan akan melibatkan lebih banyak elemen dan komponen umat Islam
termasuk yang akan diundang Ormas dan Orsospol.
Akhirnya, Mudzakarah menyerukan agar umat Islam di seluruh Indonesia untuk hanya memilih Pemimpin Muslim.
Allaahu Akbar ... !!!
* Media News FPI *