Aksi teror terhadap negara-negara sekutu dipandang tidak akan berhenti selama kezaliman dan kebiadaban terus dilakukan oleh negara-negara Barat terhadap umat Islam dan negeri-negeri Islam. Sehingga cara yang yang efektif untuk menghentikan teror terhadap negara sekutu adalah dengan cara menghentikan segala bentuk kezaliman dan kebiadaban terhadap umat Islam. 
 
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab mengingatkan, dunia wajib mengambil pelajaran dari berbagai serangan teror terhadap negara-negara sekutu yang melibatkan para pejuang Muslim, mulai dari ”Serangan WTC” di Amerika Serikat pada 11 September 2001 hingga ”Serangan Paris” di Prancis pada 13 November 2015.
 
"Kezaliman dan kebiadaban AS bersama sekutunya di negeri-negeri Islam telah melahirkan Usamah bin Ladin di dunia, bahkan telah melahirkan Amrozi dan Imam Samudera di Indonesia," ungkap Habib Muhammad Rizieq Syihab melalui akun facebooknya, Ahad (15/11). 
 
Habib Rizieq mengungkapkan, meskipun Usamah bin Ladin telah dibunuh oleh tentara AS, dan Amrozi bersama Imam Samudera telah dieksekusi mati oleh Pemerintah RI, namun selama AS dan sekutunya tetap melakukan kezaliman di negeri-negeri Islam dan kebiadaban terhadap umat Islam, niscaya ribuan Usamah bin Ladin, dan Amrozi serta Imam Samudera akan lahir kembali.
 
"Jika ingin menghentikan serangan teror pejuang Muslim terhadap negara-negara sekutu, maka hanya ada satu jalan yaitu stop segala bentuk kezaliman dan kebiadaban terhadap umat Islam dan negeri Islam di mana punm" tandasnya. 
 
"Ingat, siapa menebar angin akan menuai badai," ingatnya. 
 
Seperti diketahui, pada Jumat (13/11) malam lalu, dunia dikagetkan dengan serangan teror dengan senjata otomatis dan bom oleh sejumlah pemuda di sejumlah lokasi di jantung Kota Paris di Perancis, antara lain di stadion olah raga Stade de France, Restauran Petit Cambodge di Les Halles dan gedung konser Bataclan Concert Hall, yang seluruhnya menewaskan 129 orang dan melukai 352 orang lainnya luka-luka. 
 
Prancis menuding pelaku serangan tersebut adalah kelompok pejuang Islamic State atau yang mereka sebut sebagai ISIS. 

Sumber : SI-Online

* Media News FPI *