Bismillaah wal Hamdulillaah …
Wa Laa Haula wa Laa Quwwata illaa Billaah …
Sunnatullaah … Siapa menanam benih kebencian dan permusuhan, niscaya
akan memanen perselisihan dan pertikaian. Siapa menanam benih kejahatan
dan kezaliman, niscaya akan memanen dendam dan kemarahan. Siapa menanam
benih kekejaman dan kebiadaban, niscaya akan memanen peperangan dan
pertumpahan darah. Itulah sebabnya dalam peri bahasa Indonesia dikatakan
: ”Siapa menebar Angin akan menuai Badai”.
PARIS DISERANG
Jum’at 13 November 2015 malam, Dunia dikagetkan dengan serangan teror
dengan senjata otomatis dan bom oleh sejumlah pemuda di sejumlah lokasi
di jantung Kota Paris di Perancis, antara lain di stadion olah raga
Stade de France, Restauran Petit Cambodge di Les Halles dan gedung
konser Bataclan Concert Hall, yang seluruhnya menewaskan 129 orang dan
melukai 259 orang.
Pemerintah Perancis pun mengumumkan keadaan
Darurat, yang disusul dengan putusan Hari Berkabung Nasional selama 3
hari. Para Pemimpin Dunia menyampaikan bela sungkawa untuk Perancis,
sekaligus mengutuk dan melaknat para pelaku teror tersebut, termasuk
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Di internet dan medsos, warga
dunia pun berlomba menyampaikan ”Pray for Paris” sebagai bentuk turut
berduka cita atas peristiwa tersebut.
ANALISA
Berbagai analisa pun muncul terkait kejadian tersebut, ada yang langsung
menuding ISIS, dan ada juga yang menuding pihak lainnya. Di antara
sekian banyak analisa, ada dua pandangan yang cukup menarik untuk
dicermati, yaitu :
1. Terkait dengan dukungan Perancis
terhadap kemerdekaan Palestina dan keanggotaan resminya di PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa), yang mengakibatkan kemarahan Israel,
sehingga beberapa waktu lalu ada peringatan dari Israel bahwa Perancis
akan menerima konsekuensi atas pengakuannya terhadap negara Palestina.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu pernah mengatakan bahwa
pengakuan Perancis atas negara Palestina adalah “Grave Mistakes” alias
Kesalahan Kuburan, maka sejumlah analis langsung menudingkan jarinya
bahwa ”Serangan Paris” adalah rekayasa agen rahasia Israel, yaitu
Mossad, dengan menjebak sejumlah Militan Muslim dan memberi jalan untuk
menebar teror di Paris. Tujuannya jelas agar Perancis dan sekutunya
tidak lagi memberi simpatik kepada gerakan Islam mana pun di Dunia,
khususnya Pejuang Palestina yang merupakan musuh bebuyutan Israel,
sekaligus agar menarik kembali dukungan Kemerdekaan Palestina.
2. Terkait dengan keterlibatan Perancis dalam Pasukan Multi Nasional
yang dipimpin Amerika Serikat di Afghanistan, Iraq dan Syria, sehingga
Perancis menjadi salah satu target serangan balas dendam atas semua
kejahatan dan kebiadaban yang dilakukan negara-negara sekutu di
negeri-negeri Islam tersebut yang telah menewaskan ratusan ribu warga
sipil (-bandingkan dengan korban ”Serangan Paris” yang hanya menewaskan
129 orang-), dan sekaligus menghancurkan tatanan kehidupan masyarakat
mereka, secara politik, ekonomi, hukum mau pun keamanan. Ditambah lagi,
selama ini Perancis dengan dalih HAM dan Kebebasan Berekspresi menjadi
”Surga” bagi para penista Islam dan penghina Nabi Muhammad SAW, seperti
Charlie Hebdo dan lainnya. Karenanya, sejumlah analis langsung menuding
bahwa pelaku ”Serangan Paris” adalah Militan Muslim dari ISIS atau
lainnya, bahkan mereka memperkirakan akan ada serangan serupa atau lebih
besar lagi terhadap negara-negara sekutu lainnya, selama mereka tidak
hengkang dari negeri-negeri Islam tersebut.
Terlepas dari
berbagai analisa, yang jelas hampir semua media nasional mau pun
internasional saat ini menuding Militan Muslim sebagai operator
lapangannya sesuai dengan identitas para pelaku yang telah diungkap.
I’TIBAR
Dunia wajib mengambil pelajaran dari berbagai serangan teror terhadap
negara-negara sekutu yang melibatkan para Militan Muslim, mulai dari
”Serangan WTC” di Amerika Serikat pada 11 September 2001 hingga
”Serangan Paris” di Perancis pada 13 November 2015.
Kezaliman
dan Kebiadaban AS bersama sekutunya di negeri-negeri Islam telah
melahirkan Usamah bin Ladin di Dunia, bahkan telah melahirkan Amrozi dan
Imam Samudera di Indonesia. Walau pun Usamah bin Ladin telah dibunuh
oleh tentara AS, dan Amrozi bersama Imam Samudera telah dieksekusi mati
oleh Pemerintah RI, namun selama AS dan sekutunya tetap melakukan
kezaliman di negeri-negeri Islam dan kebiadaban terhadap umat Islam,
maka niscaya ribuan Usamah bin Ladin, dan Amrozi serta Imam Samudera
akan lahir kembali.
Karenanya, jika ingin menghentikan
serangan teror Militan Muslim terhadap negara-negara sekutu, maka hanya
ada satu jalan yaitu : ”Stop segala bentuk kezaliman dan kebiadaban
terhadap umat Islam dan negeri Islam di mana pun … !!!”
Ingat : ”Siapa menebar Angin akan menuai Badai”
Hasbunallaah wa Ni’mal Wakiil … Ni’mal Maulaa wa Ni’man Nashiir …