Front Pembela Islam (FPI) Aceh mengaku siap mengawal Dinas Syariat
Islam (DSI) dan Wilayatul Hisbah (WH) pasca penyerang kantor Dinas
Syariat Islam (DSI) Kota Langsa. Selasa (03/12/2013) .
“Penyerangan terhadap Kantor DSI Langsa jelas sebagai bentuk
pelecehan terhadap Syariat Islam yang sedang giat-giatnya ditegakkan di
Kota Langsa. Front Pembela Islam (FPI) Aceh yakin masyarakat Aceh yang
mayoritas Muslim baik di Langsa maupun di Kabupaten/Kota lain mengutuk
atas aksi bar-bar yang dilakukan oleh kelompok pemabuk di Kota Langsa,”
demikian disampaikan Jubir FPI, Tgk Mustafa Husen Woyla dalam rilis pada hidayatullah.com, Rabu, (04/12/2013).
Mustafa, sebenarnya kekuatan syrariat Islam berada pada umat jika
umat bersatu. Jika penegakan syariat hanya sebatas tanggung jawab
DSI/WH maka kasus serupa akan terus berulang. Oleh karenanya, berbicara
syariat tidak langsung tertuju kepada DSI tapi mesti tertuju kepada
seluruh umat Islam. Itu baru syariat Islam berhasil ditegakkan, ujar
Mustafa.
Mustafa merinci berbagai kasus penyerangan yang dilakukan terhadap
DSI/WH. Sebagai contoh kasus bunuh diri Putri yang dikaitkan dengan
kesalahan DSI Langsa, September 2012.
Kedua, kejadian tanggal 18 Maret 2013, di mana Kepala DSI Langsa,
Drs H Ibrahim Latif MM, diserang oleh seorang warga Desa Gampong
Teungoh, Langsa Kota karena tak terima karena isterinya terjaring razia.
Ketiga, aksi pengeroyokan terhadap Kepala Dinas Syariat Islam (SI) Kota Langsa, Ibrahim Latif dan anggotanya saat membubarkan pesta keyboard dangdut seronok di Gampong Karang Anyar, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa, ahad 25 Agustus 2012).
Sementara itu, anggota Majelis Syura FPI, Tgk. Tarmizi M. Daud, M.Ag
mengatakan, ummat Islam bahu membahu mengawal jalannya penegakan Syariat
di Kota Langsa, kasus serupa tidak akan terulang lagi.
Karenanya ia menyampaikan pada Wali Kota dan Kadis Syariat Islam
Langsa tak perlu gentar melawan orang-orang yang membenci penegakan
syariat di Aceh.
“Memang sudah sunnatulah bagi siapa saja yang berjuang menegakkan
agama-Nya akan mendapat tantangan dan rintangan sebagaimana dialami nabi
Muhammad,” ujarnya.
“Kami Front Pembela Islam (FPI) Aceh siap membantu menurunkan laskar
jika dibutuhkan untuk membantu tegak. Kami juga berharap kepada aparat
penegak hukum memberi hukuman yang setimpal kepada palaku makar
tersebut.”