Tudingan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad
Mbai, yang menyatakan pembubaran Detasemen Khusus Antiteror Polri
(Densus 88) permintaan teroris, menjadi bukti bahwa Ansyaad antek asing.
Penegasan itu disampaikan Ketua Bidang Dakwah dan Hubungan Lintas Agama
DPP Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhsin Ahmad Alatas seperti
dilansir itoday (16/07/2013). "Itu menandakan sifat asli sebenarnya
Ansyaad Mbai yang mempunyai mental di bawah kendali hegemoni
internasional. Ansyaad itu orang Islam tetapi bukan Islam yang
sebenarnya," tegas Habib Muhsin.
Habib Muhsin meminta Ansyaad
Mbai jangan asal tuding. "Seharusnya Ansyaad Mbai mengadakan dialog
dengan kelompok atau pihak yang menginginkan pembubaran Densus 88.
Ansyaad jangan asal tuduh," kata Habib Muhsin.
Menurut Habib
Muhsin, selama ini, Ansyaad Mbai selalu langsung menuduh, bahwa yang
tidak berpihak ke BNPT atau Densus 88 dituding teroris atau bagian dari
kelompok teroris. "Itu pernyataan yang dangkal. Padahal kita tahu,
terorisme itu bagian dari design internasional, dan Indonesia ikut di
dalamnya," tegas Habib Muhsin.
Berdasarkan catatan track record
Ansyaad Mbai selama ini, kata Habib Muhsin, Ansyaad Mbai tidak pernah
berpihak kepada Islam. "Saya juga belum pernah mendengar Ansyaad
mengecam pembantaian Israel terhadap warga Palestina, ataupun
pembantaian AS di Afghanistan. Ini menunjukkan Ansyaad itu antek asing,"
ungkap Habib Muhsin.
Terkait kiprah Densus 88, Habib Muhsin
menegaskan, Densus 88 sudah bertindak brutal dan tidak
berperikemanusiaan, sehingga banyak yang menuntut pembubaran Densus 88.
"Densus 88 bagian grand desain internasional dalam perang dalam melawan
teror. Umat Islam sebagai pemilik sah Indonesia, tidak rela para antek
asing yang mengacaukan Indonesia dengan isu-isu terorisme, maka Densus
lebih baik dibubarkan," pungkas Habib Muhsin.
Diberitakan
sebelumnya, Kepala BNPT, Ansyaad Mbai, menegaskan bahwa pembubaran
Densus 88 bukan permintaan masyarakat, melainkan tuntutan para teroris.
"Wacana membubarkan Densus itu daur ulang tuntutan teroris tujuh tahun
lalu. Teroris merasa terganggu oleh Densus 88. Mereka ditangkapi,
dihentikan, dan jaringannya dibongkar," tegas Ansyaad dalam diskusi
bertajuk 'Wacana Pembubaran Densus 88', belum lama ini.