Media
pun bisa menjadi PENJAHAT PERANG jika turut andil dalam pemberitaan di
sebuah negara konflik, dengan menyebarluaskan berita-berita fitnah yang
penuh rekayasa dan KEBOHONGAN.
Dalam
beberapa tahun terakhir ini, banyak huru-hara dan kehancuran yang
terjadi disejumlah negara Timur Tengah. Propaganda media dan campur
tangan pihak Barat telah membuat negara-negara tersebut terpecah belah
sehingga dengan mudahnya dihancurkan oleh pihak-pihak yang memiliki
kepentingan. Dalam situasi kacau-balau seperti ini, peran Ulama jujur
sangat penting karena konflik yang terjadi memang di negara yang
mayoritas penduduknya muslim. Bila Ulama tidak bisa menjadi pemersatu
pihak yang bertikai apalagi kemudian berpolitik dan ikut ambil bagian
dalam konflik ini, maka kehancuran umat sudah tak dapat terhindarkan
lagi.
Salah
satu Ulama penting di Timur Tengah adalah Syeikh Yusuf Al Qordhowi,
Ulama asal Mesir dan merupakan seorang tokoh syariah Sunni yang
terkenal. Beliau tinggal di Qatar dan menjabat sebagai dewan penasehat
syariah di Bank Islam terbesar, Qatar Islamic Bank. Beliau memiliki
hubungan dekat dengan Emir Qatar.
Sebagaimana
kita ketahui, penguasa Qatar , Syeikh Hamad bin Khalifa Al Thani adalah
pemimpin Qatar sekaligus pendiri dan pendana stasiun TV Al Jazeera,
hingga berita yang ditampilkan bisa dikendalikan penuh oleh pemerintah
Qatar. Syeikh Al Qordhowi yang dekat dengan pemilik Al Jazeera tentu
mendapat PORSI KHUSUS dalam keleluasaannya menyampaikan fatwa di
televisi tersebut. Maka tak heran jika semua pernyataan Al Qordhowi
hingga khutbahnya yang mengkritisi Almarhum Imam Muhammad Said
RamadhanAl-Buthi Rhm. ditayangkan lengkap oleh Al Jazeera, bahkan
setingkat FATWA bernuansa FITNAH TENDENSIUS yang gencar diberitakan
untuk membunuh Ulama Syria yang "secara sepihak dianggap" pro
pemerintah.
Syeikh Yusuf Al Qordhowi, saat membawakan program tetapnya “Al-Syari'ah wa Al-Hayah” (Syariah dan Kehidupan) di stasiun TV
Al Jazeera yang diperkirakan ditonton oleh 60 juta orang diseluruh
dunia, telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa umat muslim harus
membunuh siapa saja yang mendukung pemerintahan Syria dalam pertempuran
melawan “Tentara Pembebasan Syria” (FSA).
Pernyataan
ini adalah respon terhadap pertanyaan penonton yang menanyakan
“bagaimana kedudukannya membunuh rakyat yang mendukung pemerintah atau
pun tentara yang mendukung pemerintah, karena mungkin mereka telah
berhenti”. Respon Al Qordhowi adalah: "sama saja, apakah
dia tentara, rakyat biasa, ulama atau siapa pun, mereka bersalah seperti
pemerintah dan harus mendapatkan ganjaran yang sepantasnya
diterima."Pernyataan ini jelas merupakan seruan pembantaian dengan
dukungan penuh dari Qatar . Tak lama kemudian, Imam Muhammad Said
Ramadhan Al-Buthi terbunuh dan banyak pihak mengecam Al-Qordhowi atas
fatwa tersebut sebagaimana bisa disimak pada link berikut ini: (http://www.youtube.com/watch?v=yexixuNzuaY).
Ironisnya,
Al Jazeera tidak melakukan prinsip jurnalistik "cover both side" atau
"memberi porsi tayangan berita yang adil dan berimbang kepada kedua
belah pihak", karena Al Jazeerabelum pernah menayangkan satu pun jawaban
Imam Al-Buthi atas fitnah yang diarahkan kepada dirinya. Bahkan saat
tragedi pembantaian Imam Al-Buthi, televisi Al Jazeera hanya menulis
melalui running text yang mengatakan “Al-Buthi Si Pembela Rezim Syria
terbunuh”, tidak lebih dari itu. Tak satu pun pernyataan Ulama Ahlus
Sunnah Wal Jama’ah dari Syria mau pun Timur Tengah lainnya yang mengecam
fatwa tendensius Al Qordhowi dan membelasikap Imam Al-Buthi dimuat oleh
Al Jazeera.
Berikut
beberapa Fatwa penting Imam Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi yang
seharusnya juga disiarkan oleh Al Jazeera agar didengar oleh banyak
orang:
Jawaban
Imam Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi saat ditanya seorang anggota wajib
militer Syria yang kabur dari tugas karena takut melakukan pembunuhan
ketika ia terus berada dalam militer, yaitu: Apa hukum syar’i atas
keputusannya (kabur) itu.
Jawab Imam Al-Buthi: “Kalau
engkau tahu dengan perkiraanmu bahwa engkau akan dibebani membunuh jiwa
yang tidak bersalah tanpa hak selama keberadaanmu di militer, maka
pelarianmu disyariatkan. Namun jika engkau mengetahui bahwa engkau akan
ditugaskan untuk mempertahankan diri dari penjahat yang bertujuan untuk
mengancam nyawa tidak bersalah atau menghancurkan bangunan atau
merampasnya dari para pemiliknya maka menerima hal itu wajib.”
Sebelumnya
pada tanggal 05 Juni 2011, situs resmi (Nashim Syam), Masjid Umawi
Damaskus, melansir beberapa fatwa beliau yang menjawab pertanyaan
tentara Syria yang menyebutkan bahwa dia dan rekannya di militer
berselisih mengenai keadaan dimana petinggi memerintahkan mereka
menembak demonstran dengan peluru hidup, apakah perintah itu boleh
ditaati atau tidak? Penanya juga menyampaikan bahwa jika ia tidak
menembak demonstran maka ia akan dibunuh petingginya.
Jawab Imam Al-Buthi: “Para
fuqaha menyatakan bahwa orang yang dipaksa untuk membunuh tanpa hak,
maka ia tidak boleh menuruti siapa yang memaksanya untuk melakukan
perbuatan itu, meskipun dia tahu dia akan dibunuh ketika tidak
menurutinya. Hal itu dikarenakan dua pelanggaran itu (pemimpin membunuh
tentara dan tentara membunuh demonstran) memiliki derajat bahaya yang
sama, maka tidak boleh orang yang dipaksa untuk membunuh mengutamakan
kehidupannya daripada nyawa yang tak berdosa.”..
Dari
jawaban-jawaban yang diberikan Imam Dr. M. Said Ramadhan Al-Buthi
tersebut bisa difahami bahwa beliau menentang pembunuhan rakyat tak
bersalah oleh tentara Syria .
Seminggu sebelum pembunuhan Imam Al-Buthi itu, beliau mengatakan dalam ceramahnya,
“Kami diserang di setiap jengkal tanah kami, makanan kami, kesucian dan
kehormatan perempuan dan anak-anak kami, hari ini kami menjalankan
tugas yang sah… yakni kebutuhan mobilisasi untuk melindungi nilai-nilai,
tanah air, dan tempat-tempat suci kami, dan dalam hal ini tidak ada
perbedaan antara tentara nasional dan seluruh bangsa ini”.
Sempat
beredar fitnah terhadap Imam M.Said Ramadhan Al-Buthi terkait seseorang
yang bertanya kepada beliau tentang "apa hukumnya orang yang diminta
sujud menyembah fotoPresiden Basyar Al Asad". Al Jazeera menyiarkan lagi
berita fitnah yang mengatakan jawaban Syeikh Ramadhan Al-Buthi adalah:
“bahwa berdosa jika tidak mematuhi perintah itu karena hal tersebut
berarti tidak taat kepada pemimpin”. Padahal pada hakikatnya, Imam
Al-Buthi TIDAK PERNAH BERFATWA DEMIKIAN. Simaklah! Dengarkan! Apa yang
difatwakan oleh ImamAl-Buthi dalam ceramah tersebut. Anda semua dapat
menyimak dan menilai fatwa Syeikh Al-Buthi dengan jujur dan bijak dalam
tayangan berikut: http://www.youtube.com/watch?v=_BNXQBudHCY&feature=player_embedded
Dalam
hal ini, di saat tidak ada pihak yang berani dan maju mengingatkan
Presiden Basyar Al Asad, baik dari para ulama negara semisal mufti
negara, mufti wilayah, maupun ulama-ulama yang diluar lembaga negara,
justru Imam Al Buthi yang maju mendatangi Presiden Basyar Al Asad untuk
menyampaikan pandangannya. Fakta-fakta seperti ini serta banyak hal
positiflain terkait Imam Al-Buthi memang sengaja tidak dipublikasikan
oleh media-media pro-zionissejenis Al Jazeera.
Seminggu setelah pembunuhan Imam Al-Buthi, seorang ulama sunni lainnya Syaikh Hassan Saifuddin
(80 tahun) secara brutal dipenggal kepalanya di bagian utara Kota
Aleppo - Syria, oleh sekelompok orang dan menyeret tubuhnya di jalanan.
Kepalanya ditanam di menara sebuah masjid yang biasa digunakannya untuk
berkhotbah. Syaikh Saifuddin juga dikenal sebagai seorang anti-milisi,
dan penentang perang yang sedang berkecamuk melawan rezim Syria .
Syaikh Hassan Saifuddin adalah ulama terakhir dari daftar ulama-ulama yang dibunuh. Korban pertama adalah seorang ulama Sunni, Syaikh Mohammad Ahmad Aufus Shadiq,
yang kerap berkhotbah di Masjid Malik Bin Anas di Damaskus. Ia adalah
salah seorang ulama yang pertama kali memperingatkan ancaman kekerasan
di Syria , beliau ditembak mati pada 25 Februari 2012. Korban berikutnya
adalah Syaikh Sayyid Nasser. Ia ditembak mati di dekat makam Sayyidah Zaynab r.a, cucu Nabi Muhammad SAW.
Korban lainnya adalah Syaikh Abbas Lahham. Ia tewas bulan Mei di luar Masjid Ruqayyah (putri Imam Hussein r.a.) di mana ia biasa berkhotbah. Dia diikuti oleh tewasnya Syaikh Abdul-Kuddus Jabbarah, ia ditembak mati di sebuah pasar dekat situs suci Sayyidah Zainabr.a.
Pada Juli 2012, pada awal bulan Ramadhan, Syeikh Abdul Latif Ash-Shami
dibunuh dengan cara sadis yang mengerikan saat sedang shalat dalam
masjid bersama jamaah lain, ia ditembak matanya. Sebulan kemudian, imam
Masjid Al-Nawawi di Damaskus, Syaikh Hassan Bartaui dibunuh. Lalu pada hari terakhir tahun 2012, Imam Sunni yang lain Syaikh Abdullah Saleh juga dibunuh di Raqa.
Pada bulan Februari 2012, Syaikh Abdul Latif Al-Jamili,
seorang ulama dari Masjid Ahrafiyyah terbunuh oleh pecahan peluru yang
diluncurkan oleh milisi di halaman masjid itu. Pada bulan Maret, giliran
Sheikh Abid Sa’ab, yang kerap memimpin doa di Masjid
Al-Mohammadi yang terletak di distrik Mazze di Damaskus, terbunuh oleh
ledakan bom yang ditempatkan di bawah mobilnya.
Apakah
rentetan pembunuhan terhadap sejumlah ulama di Syria ini semakin
mengganas setelah terbitnya fatwa Syeikh Al Qordhowi tahun 2011?… Allahu
A’lam.
Cuplikan pidato penting Mufti Syria, Sheikh Ahmad Hassun pada pemakaman anaknya yang tidak pernah disiarkan oleh TV Al Jazeera:
“…Kami
bukan mempersiapkan pemuda-pemuda kami untuk dibantai oleh bangsa
sendiri… Kami persiapkan mereka untuk syahid di tanah Palestina…
dengarkanlah wahai para pemimpin Arab… kami persiapkan pemuda kami untuk
syahid di Palestina… kalian menarik duta-duta besar dari tanah kami…
sementara Amerika, Perancis, Inggris, duta-dutanya masih tetap di tanah
kami… bukannya membiarkan duta besar kalian tetap disini untuk menjalin
komunikasi sesama saudara… kami menantikan kalian para duta yang
mulia..untuk datang ke Syria … untuk bertemu dengan rakyat dan pemimpin…
dan mendamaikan sesama manusia… kami tidak mengharapkan kalian
mengirimkan fatwa-fatwa…
Wahai
para Ulama… ijinkan saya… wahai orang yang terhormat.. Syeikh Al Azhar…
wahai Syeikh Al Qordhowi… yang berdiri dan berkhutbah… dan mengeluarkan
fatwa untuk membunuh 1/3 rakyat Syria… kini anak-ku telah kembali
kepada Allah… jika kalian tidak mampu mati dan mengikuti langkahnya…
maka terserah kerjakanlah… kalian akan bertanggung jawab di hari kiamat
atas darah mereka, ada 3000 yang syahid di Syria.
Dia
akan menghadap Allah dan dia akan berkata kepada kalian semua… wahai
orang yang berfatwa pada kalian untuk membunuh rakyat Syria… wahai
Allah… darah kami akan menjadi saksi di hadapanMu… bagi siapa yang
berfatwa untuk membunuh kami… bagi siapa yang memotivasi orang-orang
untuk membunuh rakyat Syria… bagi siapa yang mengirimkan senjata ke
Syria.. bagi siapa yang mendanai Syria … duhai dosa kami… duhai dosa
kami…
Katakan
kepada mereka, wahai saudaraku, wahai Abal Walid…wahai Khalid Masy’al…
katakan pada orang-orang Arab… siapa yang merangkulmu di Syria ?…
katakan pada HAMAS… siapa yang merangkulmu di Syria ?.. katakan pada
rakyat Gaza siapa yang menangisi darah kalian di Syria ?.. duhai dosa
kami.. sesungguhnya kami merangkul HAMAS… dan jihad Islam… dengarkan
saudari-saudariku… partai-partai Islam di dunia… soal anakku, saya
serahkan kepada Allah… tetapi, saya bersumpah kepada Allah, sesungguhnya
telah bersabda Nabi kita tercinta "menghancurkan Ka’bah menjadi batu
demi batu, lebih ringan dihadapan Allah dibandingkan membunuh atau
menumpahkan darah orang mukmin diluar batasan hukum yang ditetapkan
Allah (had)"..
Saya akan bertanya pada 4 pembunuh yang turun
kemarin membunuh anakku dan seorang guru… saya bertanya kepada mereka
dan guru-guru mereka.. dengan hukum Allah yang mana kalian membunuh
anakku?… apakah (dia) membunuh salah satu dari kalian? Apakah ayahnya
ikut andil membunuh seseorang? Bukankah telah saya katakan dari awal,
saya adalah pelayan negeri ini, saya adalah jembatan kasih sayang antara
pemimpin dan rakyat, saya tidak menyukai jabatan ini… tapi saya adalah
Mufti dari 23 juta jiwa di negeri ini, sudah saya katakan kepada kalian
saya adalah pelayan, saya tidak rela siapa pun dari kalian tersakiti…
saya menangisi semua yang gugur syahid… saya berduka bagi semua
anak-anak… saya berduka bagi semua ibu.. mengapa kalian lakukan hal itu
terhadap (anakku) Sarya…
Dan
bagi kalian, yang masih berdemonstrasi di negaraku… akan aku cium
tangan kalian… akan aku cium kening kalian.. kampung halaman kalian akan
jadi tempat pembantaian kedua… kalian semua akan dibantai… sasarannya
bukanlah pemerintah… yang menjadi target bukanlah rezim… jika yang
menjadi target adalah rezim, mereka akan melarikan diri… seluruh
pemimpin Arab akan melarikan diri.. mengapa mereka banyak membom saat
ini? Mengapa mereka membunuh rakyat di Serbia ? Mengapa Libya di bom?…
mereka bukan menginginkan Sarya dan teman-teman syahidnya… yang mereka
inginkan Syria BERLUTUT dihadapan ZIONIS dan AMERIKA……………. Selengkapnya saksikan dalam video berikut: http://www.youtube.com/watch?v=wj0QmykxMQs
Pada
November 2011, kedutaan Amerika memerintahkan pemberontak oposisi Syria
untuk tidak menerima tawaran amnesti yang disampaikan dalam pidato
Mufti Ahmad Hassun. Oposisi Syria pun menuruti tuntutan Amerika itu dan
pertumpahan darah akhirnya terus berlanjut hingga kini, entah kapan
terselesaikan.
Sekedar untuk diketahui, Al-Qordhowi adalah
musuh rezim Mesir dan musuh nyata bagi rezim Libya . Kedua negara
tersebut telah dihancurkan pemberontak, sebagian besar dikendalikan oleh
Ikhwanul Muslimin. Negara lain yang tampaknya bebas dari KERUSUHAN
adalah Saudi Arabia . Mereka yang berspekulasi bahwa KERUSUHAN akan
menyebar ke Saudi Arabia tampaknya dugaan itu akan MELESET. Karena
Al-Qordhowi adalah PENDIRI dan juga MEMIMPIN The Union of Good
(UG), atau dalam bahasa arab disebut Itilaf al-Khayr. Kelompok inilah
yang memayungi 53 yayasan amal yang berpusat di Saudi Arabia .
The Union of Good
juga mendanai organisasi jihad, khususnya HAMAS. The Union of Good
memiliki keterkaitan dengan kerajaan Saudi. Keluarga kerajaan Saudi juga
mendanai kegiatan Ikhwanul Muslimin. Rasanya tak mungkin Ikhwanul
Muslimin akan membuat KERUSUHAN di Saudi Arabia . Demikian pula di Qatar
, Al-Qordhowi tak akan MENGGIGIT tangan yang memberinya tunjangan.
Pemimpin
Qatar dan Kerajaan Saudi tak lebih BAIK dari eks Presiden Mesir Husni
Mubarak. Qatar dan Saudi juga tak lebih BEBAS dari Libya . Namun hingga
kini tak ada kerusuhan di kedua negara tersebut. Mengapa demikian? Umat
Islam harus CERMAT dan JELI melihat keadaan seperti ini.
Al Jazeera Media Provokator dengan misi Adu Domba
Dari
serangkaian pemberitaan, tampak jelas Al Jazeera adalah PROVOKATOR yang
inginmengadu-domba rakyat dengan militer Syria, justru pada saat Ulama
Aswaja Syria semuanya bersama Imam Al-Buthi ingin mendamaikan rakyat
dengan pihak militer untuk kebaikan negeri Syria yang sedang dihancurkan
Zionis dan Salibis Internasional. Imam Al-Buthi diganjal habis-habisan
saat beliau sedang berusaha mendorong Presiden Basyar Al-Asad agar
membuka kran REFORMASI SISTEM POLITIK, yakni agar mengizinkan semua
pihak yang bertikai mendirikan partai politik lalu berkompetisi secara
sehat dalam PEMILU yang adil dan jujur.
Kecurangan
Al Jazeera dalam pemberitaan yang BIAS dan sering mengarang berita
BOHONG, melahirkan fenomena seperti sekarang yang membuat kemelut di
Syria semakin keruh. Al Jazeera mengemas berita sedemikian
rupa tentang keadaan politik di Syria yang MONOPARTAI sebagai sebuah
kemunduran yang harus dirombak, sehingga di mata rakyat Syria Presiden
Al-Asad digambarkan sebagai sosok otoriter dan diktator yang harus
digulingkan demi terwujudnya demokrasi di Syria. Seharusnya media
sekelas Al Jazeera mengedepankan prinsip pemberitaan yang berimbang dan
profesional dalam mewartakan, bukan malah sebaliknya ikut berperan
mengambil fungsi sebagai provokator dengan misi ADU DOMBA.
Salah
satu masalah paling mendasar bagi Media dalam menjalankan prinsip
jurnalistik adalah VALIDITAS informasi. Belakangan, sejumlah media
mainstream melancarkan kampanye hitam melalui pemberitaan BOHONG yang
disiarkan ke seluruh dunia. Media Amerika Serikat, Foreign Policy
mengungkapkan bahwa dua jaringan televisi Arab, Al Jazeera dan Al
Arabiya menuding televisi nasional Syria menutupi kenyataan sebenarnya
yang terjadi sejak meletusnya konflik di negara itu. Namun kini
faktanya, tudingan tersebut justru dilakukan oleh Al Jazeera dan Al
Arabiya yang memberitakan KEBOHONGAN di Syria.
KEBOHONGAN
Al Jazeera terungkap dari hengkangnya sejumlah staf dan jurnalis yang
tidak tahan dengan KEBOHONGAN media milik Qatar itu. Tahun lalu,
tepatnya pada bulan Mei, Al Jazeera diguncang eksodus staf dan
jurnalisnya akibat begitu banyak KEBOHONGAN media Al Jazeera dalam
melansir berita di berbagai negara konflik di Timur Tengah, terutama di
Syria . Mereka tidak sanggup lagi dengan kebijakan Al Jazeera yang
menjadi CORONG propaganda perang.
Bukti-Bukti Kebohongan Al Jazeera
Media
yang menjadi sekutu Zionis ini selalu menyebarkan KEBOHONGAN tentang
situasi di Syria dengan tujuan untuk menghancurkan persatuan nasional
dan menodai citra pemerintah Syria dan tentaranya. Salah satu
kebohongannya adalah berita tentang Brigadir Jenderal “Jawdat Muhammad”
dari desa “Fattah Nassar” di kota “Safita”. Al Jazeera memberitakan dan
mengklaim bahwa ia tewas setelah ditembak oleh tentara Syria dan
Shabbiha.
Tim
Shukumaku mengunjungi rumah Brigadir Jenderal “Jawdat Muhammad” dan
berbicara dengan putra sulungnya “Waleed” yang menyatakan bahwa ayahnya
meninggal karena gagal ginjal di rumah sakit “Al-Shami” 20 December
2011. Dia menunjukkan sertifikat kematian dan laporan pemeriksaan medis
untuk menguatkan pernyataanya.
Oleh
karenanya, pihak keluarga terkejut saat mereka menyaksikan pemakaman
jenderal – di pintu masuk Safita – disiarkan oleh Al Jazeera dengan
judul: Brigadir Jenderal “Jawdat Muhammad” membelot dari tentara Syria
dan dibunuh oleh keamanan Syria dan Shabbiha .
Waleed
menunjukkan kepada kita ID ayahnya yang menjamin bahwa Jenderal itu
sudah pensiun (ID tersebut hanya diberikan kepada personil militer yang
sudah pensiun, dan Anda dapat membaca kata “Retired” di atasnya).
Selain
itu, Al Jazeera juga menyiarkan berita BOHONG tentang pembunuhan
mahasiswa “Obadah Safwan Shaar” di fakultas sains di universitas Aleppo .
Tim Shukumaku bertemu dengan mahasiswa “Shaar” – yang tentu saja masih
hidup – dan dia mengatakan bahwa kemarin sore ia menghabiskan waktu di
ruang baca kemudian dia pergi keluar dengan banyak rekan-rekannya untuk
makan siang, mereka melihat sekelompok “mahasiswa” di alun-alun
fakultas. Mereka pergi ke tempat di mana mahasiswa berkumpul dan tinggal
di sana selama beberapa waktu. Tiba-tiba sekelompok orang bertopeng
dengan tongkat besi menyerangnya dan memukulnya sampai ia pingsan.
Rekan-rekannya membawanya keluar … Setelah itu ia terkejut mendengar
berita kematiannya di Al Jazeera dan media lain yang mengklaim bahwa ia
dibunuh oleh tentara Syria di dalam kompleks universitas. Dia marah dan
mengatakan berita ini konyol.
Silahkan
membaca juga artikel tentang Kebohongan Al Jazeera yang ditulis oleh
Pempimpin Redaksi harian Al-Akhbar, Ibrahim Al-Amin. Artikel ini adalah
edisi terjemahan dari edisi berbahasa Arab. http://www.globalresearch.ca/media-lies-and-fabrications-fully-revealed-Al Jazeera-s-identity-crisis/29763
Rusia
Today pada 12 Maret 2012 lalu, mengabarkan bahwa biro Al Jazeera di
Beirut mengundurkan diri. Mereka yang mengundurkan diri adalah Managing
Director, Hassan Shaaban. Ini merupakan rentetan dari pengunduran diri
Staff penting Al Jazeera lainnya seperti Ali Hashem, Ghassan ben Jeddo,
dan Afshin Rattansi. Alasan pengundurannya adalah penolakan Al Jazeera
Pusat menayangkan video gempuran pemberontak Syria . Selain itu menolak
menayangkan berita pembantaian yang dilakukan pemerintah Bahrain
terhadap rakyatnya sendiri, dan penolakan Emir Qatar atas hasil
Referendum Syria . (http://www.youtube.com/watch?v=I4YCZE0rr4Y)
Luna
Al-Chebel presenter berita terkenal asal Syria juga mengundurkan diri
dari Al Jazeera, ia memprotes pemberitaan di chanel tersebut yang
dinilainya BIAS dan tidak profesional tentang krisis Syria. Setelah
berhenti ia mengadakan beberapa wawancara untuk mengungkap
KEBOHONGAN-KEBOHONGAN Al Jazeera, yang akhirnya membuat dirinya menjadi
target Al Jazeera dan maniak oposisi Syria .
Alhasil
kondisi ini mulai dirasa sejak April 2011, ketika Emir Qatar mengambil
penuh kendali profesional Al Jazeera. Perubahan arah Al Jazeera ini
berkat keberhailan LOBI mantanmenteri luar negeri Amerika Hillary
Clinton. Amerika menghendaki agar Al Jazeera sama seperti CORONG
propaganda perang Barat semacam CNN, BBC, MSNBC, CNBC dan Fox News.
Usulan Washington itu diamini oleh Emir Qatar Syekh Hamad bin Khalifa Al
Thani. Dan sejak itu Emir menyerukan propaganda perang media sesuai
dikte Amerika. Hal ini sangat disayangkan kalau jaringan TV Al Jazeera
yang menjangkau 60 juta pemirsa di seluruh duniaakhirnya hancur
reputasinya gara-gara memuaskan ambisi pribadi Emir Qatar
dalammenyebarluaskan fitnah dan KEBOHONGAN.
Berikut ini adalah Video kompilasi KEBOHONGAN-KEBOHONGAN Al Jazeera di Syria http://www.youtube.com/watch?v=fLcgboFT0vE
Sebuah
keluarga pernah diberitakan Al Jazeera dibantai oleh tentara pemerintah
Syria. Namun setelah diwawancarai oleh media lain, mereka sekeluarga
membantah dan marah diberitakan telah mati. Al Jazeera dicaci karena
mereka semua masih hidup bahkan mereka diperlakkukan sangat baik oleh
tentara pemerintah dan dibantu dalam kesulitan mereka. Berikut link
rekamannya: http://www.youtube.com/watch?v=vu7Ui9flUDE
Mehr
News melaporkan, serial PEMBOHONGAN publik yang dilakukan stasiun TV
Qatar, Al Jazeera terkait Syria terus berlanjut. Baru-baru ini Al
Jazeera menayangkan sebuah gambar yang mereka sebut terkait dengan
konflik Syria .
Khadijah
bin Qinnah, seorang reporter TV Al Jazeera mengungkapkan KEBOHONGAN
baru tentang Syria . Ia mengatakan gambar seorang anak penderita
penyakit Hidrocephalus (kelebihan air di dalam otaknya) yang ditayangkan
Al Jazeera adalah seorang anak Syria . Setelah dilakukan pembahasan dan
penelaahan serius terkait hal ini, terbukti bahwa gambar anak yang
diampilkan TV Al Jazeera itu adalah seorang anak Vietnam yang menderita
penyakit Hydrocephalus dikarenakan bom kimia pasukan AS yang meledak di
ladang-ladang warga selama perang Vietnam berkecamuk.
Untuk
membuktikan KEBOHONGAN Al Jazeera, silahkan merujuk 4 link di bawah ini
sebagai bukti bahwa gambar tersebut adalah gambar terkait perang
Vietnam dan korban-korban kejahatan AS:
Fakta lain tentang Al Jazeera
Al
Jazeera selama ini dijalankan oleh orang-orang pro-Israel. Mulai sejak
pertama berdirinya, stasiun TV ini telah mempekerjakan banyak pekerja
zionis untuk membentuk program acara dan pemberitaan. Sebab, di kantor
Al Jazeera Qatar yang diback up Amerika, Hamad Bin Khalifa al-Thani
bukanlah orang yang mendirikan Al Jazeera meskipun ia adalah pendana
terbesar.
Al
Jazeera didirikan oleh milyuner zionis bersaudara keturunan
Perancis-Israel yaitu David dan Jean Frydman, yang membuat jaringan
untuk memasuki media di dunia Islam serta untuk mengendalikan haluan di
Timur Tengah dalam pendudukan zionis di Palestina. Kedua bersaudara
tersebut adalah penasihat senior perdana menteri Israel penjahat perang
Yitzhak Rabin dan Ehud Barak. Jean Frydman juga pendana pribadi bagi
dedengkot program nuklir ilegal Israel , penjahat perang Israel Shimon
Peres dan ia menggelontorkan jutaan dolar dalam ‘proses perdamaian Oslo
’, yang menguatkan cengkeraman zionis terhadap Palestina. Baca berita
selengkapnya di: http://www.maskofzion.com/2011/07/kiss-of-democratic-death-israels-plot_06.html
Bukti kedekatan Al Jazeera dengan AS dan Israel , silahkan merujuk pada link dibawah ini: http://www.youtube.com/watch?v=t386JFGbRAM (Pemimpin Qatar / juga pemilik Al Jazeera bertemu dengan zionis)
http://www.youtube.com/watch?v=geLwW3CfOXA (Al Jazeera bekerja untuk zionis)
https://sites.google.com/site/kitkirja/AlJazeera-works-for-zionists-israel-mossad-cia-united-states-and-lies (artikel tentang hubungan Al Jazeera dengan zionis dan KEBOHONGAN Al Jazeera)
Peran Zionis di Syria silahkan baca: http://www.maskofzion.com/2011/08/syria-under-fire-zionist.html
Bila
kita umat Islam mampu melihat skenario BESAR yang diagendakan oleh
zionis, maka nasib umat Islam tentu tak kan separah ini. Selama
ashobiyah (fanatisme) masih menjangkiti sekelompok umat Islam, maka
selama itu pula kita jadi sasaran empuk taktik ADU DOMBA zionis. Berapa
banyak sudah darah muslim berceceran di Palestina , Iraq , Afghanistan
.. apakah masih belum terbuka juga MATA dan TELINGA kita atas semua
kejadian ini? Sungguh dibutuhkan kecerdaan akal dan hati umat Islam
untuk BANGKIT dan SADAR dari perangkap zionis.. Kita sedang berada di
dalam skenario besar mereka terkaitPERLUASAN WILAYAH ISRAEL atau THE
GREATER ISRAEL.
Bila
kita melihat dengan lebih jelas, SEANDAINYA oposisi Syria berhasil
menumbangkan rezim Al-Asad, apakah mereka berpikir zionis dan amerika
akan berdiam diri? Tentu tidak.. Sungguh! mereka akan tetap memaksa
negara ini BERTEKUK LUTUT dihadapannya, jika tidak bisa ditaklukkan..
maka sudah pasti oposisi ini akan turut DIBANTAI HABIS karena tidak
tunduk pada mereka. Sadarlah umat Islam.!
Sumber : www.fpi.id
http://fpi.or.id/?p=detail&nid=627