Presiden SBY tidak berani memutuskan sendiri pembubaran
Front Pembela Islam (FPI). Dia menunggu
sikap resmi NU dan Muhammadiyah
mengenai rencananya melikuidasi ormas pimpinan Habib Riziq Shihab itu.

Hal itu dikemukakan politisi Demokrat
yang juga Wakil Ketua MPR Melanie
Leimena Suharly. Menurut Melanie, meskipun
berwenang penuh untuk membubarkan FPI, tapi Presiden tak
ingin gegabah dan melanggar aturan.

Sebagai ormas Islam mainstream di Indonesia, NU dan Muhammadiyah nampaknya akan dijadikan bemper
oleh SBY.

Mungkin Presiden SBY akan lakukan
tindakan kalau semua unsur terutama NU dan Muhammadiyah sepakat untuk membubarkan FPI.

Jangan sampai Presiden sudah siap, terus ada
penentangan dari unsur lain. Presiden maunya semua dengan persetujuan
elemen masyarakat karena tak mau
ada UU yang dilanggar, HAM yang dilanggar, kata Melanie di Jakarta.

Dia juga menyayangkan sikap Ketua FPI Rizieq Shihab yang
mempertanyakan alasan Presiden
mengecam aksi FPI di Sukorejo,
Kabupaten Kendal. Tidak benar dong Presiden disalahkan. Tidak boleh menghujat
dan menyalahkan kepala negara. SBY
masih sabar. Siapa pun yang
menghujat dan menyalahkan kepala negara, saya sangat menyayangkan dan menentang, kata Melanie.

Di sisi lain, ada juga tokoh Islam yakni
Ustad Arifin Ilham yang mendukung
tindakan FPI memberantas maksiat,
sebagaimana dilaporkan situs (suara-islam.com)