Tuduhan bahwa organisasi massa Islam Front Pembela Islam (FPI)
dibenci masyarakat Sukorejo, Kendal, ternyata tidak benar. Wartawan
Islampos, Pizaro, yang melakukan investigasi atas kasus bentrok
di Kendal ternyata menemukan fakta yang berbeda. Hasilnya, warga justru
membela dan mendukung tindakan FPI untuk menutup pelacuran Alas Karet
(Alaska). Islampos melakukan investigasi ini sejak 25-29 Juli 2013.
Usman (40), misalnya, mengaku setuju dengan tindakan FPI. Dia mengaku resah dengan perkembangan lokalisasi dari waktu ke waktu.
“Saya tidak benci FPI. Justru saya mendukung FPI tutup lokalisasi.
Lokalisasi itu memang meresahkan masyarakat,” katanya kepada
Islampos.com.
Hal senada juga diutarakan Rukun (38), seorang
penjual gorengan di depan Pom Bensin Sukorejo. Dia menyayangkan
pemberitaan media massa yang mengesankan warga menyetujui lokalisasi
karena menuntut pembubaran FPI.
“Gak betul warga Kendal benci
FPI. Warga sangat resah (dengan lokalisasi). Desa Sentul dan Desa
Ngerancah (dua desa yang paling berdekatan dengan lokalisasi, red.)
sudah mau menutup lokalisasi. Tapi gak punya kekuatan,” tambahnya.
Rukun menambahkan selama ini upaya warga sudah sangat maksimal dalam
menghentikan aktivitas kemaksiatan tersebut. Namun Pemerintah setempat
tidak terlihat memiliki niat untuk segera memenuhi tuntutan warga.
“Lha Si Beny (yang rumahnya) dekat lokalisasi piye kerjane (bagaimana
kerjanya, red)?” ujarnya menunjuk Wakil Ketua DPRD Kendal, Benny Karnadi
dari Fraksi PKB, yang juga tampil dalam diskusi ILC di TVOne saat
membahas kasus Kendal. Saat tampil di televisi Benny mengklaim telah
berjuang untuk menutup lokalisasi itu. Nyatanya, warga mengingkarinya.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Kendal, Agus Budi Utomo (35), membenarkan
keresahan warga selama ini. Bahkan pihaknya sudah pernah melayangkan
surat kepada Pemerintah Kabupaten Kendal dan Kapolres Kendal untuk
segera menutup lokalisasi. Namun, hingga saat ini, surat tersebut belum
juga mendapat respon. “Tidak ada tanggapan sama sekali,” paparnya.
Agus menjelaskan tingkat perzinahan di Sukorejo sangat mengkhawatirkan
sekali. Jika dulu lokalisasi hanya sekedar bangunan kayu, tapi kini
berkembang menjadi bangunan rumah permanen. “Ini sangat membahayakan
bagi generasi muda,” kata Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 04 Kendal ini.