Merespon ancaman yang dilakukan oleh
Ketua Forum Masyarakat Maluku (FORMAMA) Arnold Thenu dalam kasus Thamrin
Tomagola yang mengatakan bahwa dia dan gerombolannya akan mengejar H.
Munarman SH, laskar Front Pembela Islam (FPI) langsung mencari Arnlod
Thenu di berbagai tempat.
Menurut panglima besar Laskar Pembela Islam (LPI), Ustadz Maman Suryadi,
FPI dan LPI Bekasi sudah melakukan pencarian namun Arnold Thenu belum
berhasil ditemukan.
"Kita sudah melakukan monitoring dan kita datangi ke alamatnya di Bekasi ternyata tidak ada," ujar Ustadz Maman.
Kecaman dari Arnold juga dinilai sepihak dan tidak mewakili masyakarat Maluku.
"Pernyataan Arnold Thenu ternyata sepihak, tidak mewakili masyarakat
Ambon/Maluku, terbukti orang-orang Ambon di Jakarta sangat geram, resah
dan marah karena ulahnya. Kita sudah silaturahim dan minta klarifikasi
dengan ketua Umum Front Pemuda Maluku (FPMM). Mereka akan menindak tegas
anggotanya apabila ikut campur dengan masalah ini," kata Ustadz Maman
melalui pesannya yang beredar di Blackberry Mesengger.
"Bahkan beberapa orang muslim asal Maluku siap bantu untuk mencari
Arnold yang saat ini bersembunyi dan ketakutan. Dia harus
bertanggungjawab atas pernyataannya yang mengatasnamakan masyarakat
Maluku," tambah panglima besar LPI ini.
Sebelumnya, Arnold Thenu begitu sesumbar akan akan menangkap Munarman bahkan keluarganya.
"Dalam waktu 2X24 jam Polisi tidak dapat menangkap Munarman, maka kami
akan mencarinya di tempat tinggalnya ataupun keluarganya sampai dapat,
kalaupun dia lari maka akan kami buru sampai ke lubang tikus sekalipun
akan kami kejar," ungkap Arnold seperti dikutip itoday, Jumat (28/06/2013).
Dari penelusuran di dunia maya, Arnold Thenu pernah memimpin organisasi
Mahamuda Siwalima. Organisasi radikal Kristen tersebut pernah
menyebarkan selebaran makar terhadap pemerintah.
Kejadiannya, pada tanggal 27 April 2004, sekitar pukul 14.05 WIT,
dimulai dari jalan Yan Paays menuju Jalan Pattimura Ambon, salah seorang
anggota ormas Kristen Mahamuda Siwalima Pimpinan Arnold Thenu bernama
Pendeta Harry Agustinus Sahertian alias Avner (47), menyiapkan sekitar
100 lembar selebaran yang berisi pernyataan sikap Mahamuda Siwalima
dengan tajuk "Perang terbuka melawan kebiadaban penguasa RI". Dalam
pernyataan itu dia menyatakan konflik di Maluku tidak ditangani serius
oleh pemerintah RI.
Selain itu, selebaran tersebut menyebutkan ketidakpercayaan organisasi
Mahamuda Siwalima pimpinan Arnold Thenu terhadap TNI, Pemerintah RI,
menyatakan perang terbuka melawan penguasa RI, melawan aparat keamanan
dan laskar jihad.
Sumber : Suara-Islam.com