Massa Front Pembela Islam (FPI) bentrok dengan preman, bukan dengan
warga seperti yang diberitakan banyak media, warga hanya jadi korban
provokasi. Demikian dijelaskan Ustadz Ja'far Sodiq dari DPP FPI kepada Suara Islam Online, Kamis (18/7/2013).
"Kejadian di Sukorejo adalah provokasi preman yang melindungi lokalisasi
pelacuran yang masih tetap beroperasi di bulan Ramadhan. FPI dicegat
ketika akan ke kantor polisi untuk koordinasi memperingatkan pengelola
komplek pelacuran oleh preman bersenjata yang kemudian memprovokasi
warga dengan menyebutkan ada warga tewas tertabrak," papar Ustadz
Ja'far.
Dalam pesan lainnya yang diterima Suara Islam Online, dikatakan bahwa sebenarnya FPI sudah melakukan prosedur hukum yang berlaku untuk melakukan Amar Makruf Nahi Munkar.
"Bentrok di Kendal antara preman tempat pelacuran dengan FPI, bukan
dengan masyarakat! FPI sudah melakukan prosedur hukum dengan somasi,
mereka buka di bulan suci ramadhan secara terang-terangan, melacur dan
menjual minuman keras tanpa memperdulikan aturan perda pelarangan di
bulan Ramadhan," demikian isi pesannya dengan tegas.
FPI juga menilai apa yang di beritakan di media sekuler hanya propaganda negatif dan bersifat mengadu domba.
"Lagi-lagi umat Islam di pojokkan dengan gerakan Nahi Munkar dengan
istilah sweeping. Ayo kita perbaiki moral bangsa, bukannya malah merusak
moral bangsa! Tegakkan hukum Allah..!!" demikian akhir pesan tersebut.
Suara-Islam.Online